I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Pembangunan
pedesaan diupayakan melalui peningkatan keberdayaan dan kemandirian masyarakat
dalam mewujudkan kesejahteraan dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat
meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan. Keberdayaan dan
kemandirian tercermin pada terpenuhinya sarana dan prasarana sosial ekonomi
pedesaan serta meningkatnya kegiatan ekonomi produktif masyarakat dan
berperannya lembaga sosial ekonomi masyarakat.
Luasnya
lahan di Kecamatan Sebuku ternyata tak juga mampu membuat taraf hidup petani
meningkat, masih banyak petani yang mengalami kesulitan dalam menjalani
kehidupan. Tak jarang kita dapatkan petani di desa berada dalam garis kemiskinan.
Meningkatnya berbagai kebutuhan hidup baik kebutuhan primer maupun sekunder
yang biasanya dihasilkan oleh industri dan krisis ekonomi yang kunjung
terselesaikan telah membuat petani semakin kewalahan dalam memperbaiki
perekonomian keluarrga.Hdirnya inovasi teknologi yang diciptakan yang tujuannya
untuk memudahkan para petani pada kenyataannya membuat petani kesulitan
terutama petani kecil untuk mendapatkan alat prtanian hal ini mengakibatkan
kesenjangan sosial.
Melihat
permasalahan ini Pemerintah membentuk kelompoktani yang didampingi oleh
penyuluh pertania untuk membantu para petani dalam meningkatkan taraf hidup
petani melalui pemberdayaan pengembangan Sumber daya manusia melalui
pendidikan, keterampilan dan pekerjaan.
Penyuluhan
pertanian meliputi kegiatan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap
kepada kelompoktani maka melalui kelompoktani inilah diberikan kewenangan
secara langsung menyampaikan program kebijakan pemerintah kepada
petani.Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping itu
bisa berkomunikasi scara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat
kerja sama mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi petani dan
pemahaman mereka.
Dalam
organisasi penyuluhan dibutuhkan penentuan tingkat kompetensi agar dapat
mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan. Dilapangan persepsi sebagian besar
petani terhadap kemampuan penyuluh terkait dengan penguasaan penyuluh mengenai
teknik budidaya dinilai memadai termasuk pengetahuan produksi tanaman dan
ternak. Penyuluh dinilai mampu memnjelaskan inovasi suatu teknologi dan dapat berkomunikasi
dengan bahasa yang mudah dipahami petani.Beberapa kemampuan penyuluh yang
dipandang petani perlu ditingkatkan adalah pemahaman yang baik terhadap potensi
sumberdaya wilayaah binaan, budaya dan kebutuhan masyarakat petani. Fakta
dilapangan menunjukkan bahwa kesetaraan antara penyuluh dan petani belum
terwujud dengan baik. Penyuluh di Kecamatan Sebuku perlu ditingkatkan melalui
pemahaman terhadap sifat – sifat potensi dan keadaan sumber daya alam, iklim serta
lingkungan diwilayah binaan, selain itu penyuluh perlu memahami perilaku petani
, potensi pengembangan usaha, pemahaman
terhadap kesempatan usaha pertanian yang menguntungkan, membantu petani dalam
mengakses informasi harga dan pasar. Kompetensi penyuluh mencakup kemampuan
membangun relasi, kemampuan menerapkan falsafah, prinsip dan etika penyuluhan..
Dalam pelaksanannya penyuluh pertanian dilakukan dengan menggunakan pendekatan
partisipatif dan melalui mekanisme kerja serta metode yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kondisi petani serta pelaku usaha pertanian.
Untuk
mendukung peran – peran tersebut penyuluh pertanian sudah harus menguasai dan
memanfaatkan teknologi informasi, komunikasi dan edukasi. Peran penyuluh
sebagai pengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan petani dalam arti penyuluh mampu
mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang dihadapi petani, penyuluh sebagai fasilitator yaitu sebagai
penghubung membangun kerja sama antara petani (kelompoktani) dengan pihak
swasta yang menangani penanganan pasca panen dan pemasaran, selain itu penyuluh
sebagai pentransfer teknologi dan informasi dimana penyuluh dituntut
menyampaikan pesan yang bersifat inovatif yang mampu mendorong perubahan
sehingga terwujud perbaikan mutu hidup setiap individu petani dan keluarganya.
Bentuk materi penyuluhan pertanian yang disampaikan ke petani harus didasarkan
pada kesempatan, kemampuan, dan kemauan petani untuk menerapkan.
Cara
penyuluhan yang biasa digunakan adalah metode sosialisai yaitu sebuah proses
penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke
generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Metode demontrasi
terbagi dalam 3 cara pertama demontrasi cara yaitu memperlihatkan secara
singkat kepada kelompoktani bagaimana melakukan suatu cara kerja baru/lama yang
telah disempurnakan. Kedua demontrasi hasil yaitu menunjukkan kepada orang –
orang hasil suatu cara kerja baru / lama yang disempurnakan.
Sedangkan
yang ketiga adalah gabungan demontrasi
cara dan hasil yaitu dalam kegiatan praktek dilapangan memang cara ini
yang sering dilakukan dalam kegiatan penyuluhan. Selain memerlukan biaya yang
cukup juga ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu lokasi demontrasi harus
sesuai dengan kondisi nyata secara teknis menunjang. Demontrasi hasil harus
berhasil jangan gagal maka berakibat pada tingkat kepercayaan pada penyuluh
pertanian. Petani perlu dikenalkan dengaan sarana produksi yang memiliki daya
adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim.
Selain
itu yang tidak kalah pentinya adalah materi penyuluhan pertanian perlu
berorientasi pada teknik bertani yang ramah lingkungan, hemat air serta tahan
terhadap cekaman suhu tinggi. Materi penyuluhan yang jiga diperhatikan adalah
pengaruh fenomena anomali iklim elnino dan lamina sangat berpengaruh di wilayah
Sebuku terhadap produksi pangan dan hortikultura. Pelaksanaan penyuluhan
pertanian yang berjalan selama ini di Kecamatan Sebuku pada kenyataannya berdampak
positif dan negatif, dampak positifnya petani lebih mempunyai pengetahuan dan
ketrampilan dalam menjalankan usahataninya serta mendapat bantuan untuk proses
pertanian, sedangkan dampak negatifnya yaitu kurang pekanya penyuluh pertanian
dalam menanggapi permasalahan petani, tidak mempertimbangkan potensi ekonomi, iklim,
dan keinginan petani yang mengakibatkan banyak saran – saran dalam penyuluhan
untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan program bantuan pemerintah
karena tidak bersifat berkesinambungan, serta kualitas dan kuantitas tersebut
masih kurang.
Dampak
lainnya adalah kendala yang dihadapi
penyuluh dalam mengidentifikasi masalah dalam menjalankan tugasnya seperti memprioritaskan
skala permasalahan dengan kompleksitas tugas – tugas penyuluh, ketergantungan
terhadap kebijakan pemerintah kabupaten Nunukan, ketidakmampuan aparat
pemerintah menelusuri hubungan sebab akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan
penyuluhan, kaitannya dengan masalah – masalah yang dihadapi penyuluh pertanian
dilapangan, dukungan alokasi anggaran dan akuntabilitas kegiatan penyuluhan
pertanian, komitmen yang menyangkut kinerja penyuluhan pertanian sebagai
lembaga layanan inovasi dan informasi yang harus menjangkau semua kelompok
sasaran.
Dari
permasalahan diatas penulis mencoba memberikan gambaran bagaimana bentuk
penyuluhan pertanian dalam pemberdayaan sosial ekonomi pada kelompoktani dan
bagaimana bentuk kewenangan dan kompetensi penyuluh pertanian dalam
melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Sebuku Kabupaten
Nunukan dengan tujuan menjelaskan tugas
– tugas penyuluh pertanian dilapangan dan
bentuk penyuluhan pertanian pada kelompoktani di kecamatan Sebuku
Kabupaten Nunukan
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang permasalahan diatas maka ddapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bagaimanakah
bentuk penyuluhan pertanian terhadap kelompoktani dalam upaya pemberdayaan
kehidupan sosial ekonomi para petani diwilayah Kecamatan Sebuku Kabupaten
Nunukan.
2. Bagaimanakah
perubahan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi setelah dibentuk kelompoktani diwilayah
Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
C. Tujuan
Tujuan
dari tulisan ini adalah :
1. Untuk
mengetahui bentuk penyuluhan pertanian kepada kelompoktani di Kecamatan Sebuku
dalam upaya memberdayakan kehidupan sosial ekonomi petani.
2. Untuk
mengetahui perubahan kehidupan sosial ekonomi petani setelah adanya penyuluhan
pertanian di kelompoktani wilayah Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
D. Manfaat
1. Diharapkan
dari tulisan ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang bermanfaat bagi
pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Nunukan.
2. Diharapkan
dapat memperkaya kepustakaan mengenai penyuluhan pertanian dalam pemberdayaan
sosial ekonomi pada suatu daerah dan dapat menjadi perbandingan dengan daerah
lain.
3. Diharapkan
agar dapat memberikan sumbangsih kepada wilayah Kecamatan Sebukusupaya
pemerintah memperhatikan petani yang ada didesa – desa.
II.
TINJAUAN
PUSTAKA
1. Konsep
Motivasi Manusia
Penjelasan mengenai konsep
motivasi manusia menurut Kinioch Graham mengacu pada lima kebutuhan pokok yang
disusun secara hirarki adalah sebagai berikut :
a. Kebutuhan
yang bersifat fisiologis (lahiriyah) yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan.
b. Kebutuhan
keamanan dan kenteraman, dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatannya
dan tanggung jawabnya sebagai karyawan.
c. Kebutuhan
sosial yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan sahabat (kerjasama) dalam kelompok
kerja.
d. Kebutuhan
akan prestasi yaitu kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian.Kebutuhan
akan simbul – simbul dalam statusnya seseorang yang ditampilkannya
e. Kebutuhan
mempertinggi kapasitas kerja. Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas
kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhanuntuk mewujudkan segala
kemampuan dan seringkali tampak pada hal – hal yang sesuai untuk mencapai citra
dan cita diri seseorang.
Teori ini sering digunakan
untuk meramalkan perilaku orang dalam kelompok atau organisasi, dan bagaimana
memanipulasi atau membentuk perilaku tersebut dengan cara memenuhi
kebutuhannya.
2. Pengertian
Pemberdayaan
Kartasasmita
(1995b:18) menegaskan bahwa memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk
meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi
sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan
keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat secara luas dapat diartikan sebagai
suatu proses membangun manusia melalui pengembangan kemampuan masyarakat,
perubahan perilaku dan perorganisasian masyarakat. Prinsip dasar pemberdayaanuntuk
mewujudkan masyarakat dimulai dari penyadaran, pelatihan, pengorganisaian,
pengembangan kekuatan dan membangun dinamika. Pemberdayaan masyarakat
bervariasi berdasarkan tujuan pembangunan sehingga bentuk pemeberdayaan
disetiap bidang berbeda.
3. Tahapan
Pemberdayaan
Berangkat
dari kebutuhan maka kita dapat memotivasi petani dengan cara – cara
mempersiapkan tahapan pemberdayaan sosial dalam program pemberdayaan
masyarakat. Sebenarnya mempunyai kemiripan dengan pengembangan pada masyarakat
sebagai suatu siklus perubahan yang berusaha mencapai ketara yang lebih baik.
Tetapi bukanmerupakan tahapan yang mengenai anak tangga dimana seseorang harus
berjalan sesuai tahap demi tahap melainkan merupakan tahapan yang berbentuk
siklus dan spiral dimana agen perubah dimungkinkan kembali ketahap sebelumnya
atau pengkajian apabila mendapatkan masukkan baru yang dapat digunakan untuk
menyempurnakan program pemberdayaan tersebut.Adapun tahapannya adalah :
a. Tahap
Persiapan
Pada tahapan ini ada 2 yang
harus dipersiapkan pertama penyiapan petugas dalam pemberdaya yang bertugas
menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubah mengenai pendekatan apa yang
akan dipilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Kedua study kelayakan
terhadap daerah yang akan jadi sasaran baik dilakukan secara formal maksudnya
mendapatkan perijinan dari pihak pemerintah setempat sedangkan informal
menjalin kontak dengan tmendekati tokoh – tokoh masyarakat dan agama dengan melakukan pertemuan – pertemuan yang
menjadi kunci apakah masyarakat berminat.
b. Tahap
Perencanaan Kegiatan
Petugas lapangan secara
partisipasif melibatkan warga masyarakat untuk berfikir tentang masalah –
masalah yang mmereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya
mengatasi masalah yang ada dimasyarrakat diharapkan dapat memikirkan beberapa
alternatif program dan kegiatan yang dapat mmmmereka lakukan. Petugas sebagai
fasilitator yang membantu masyarakat berdiskusi dan memikirkan program atau
kegiatan yang tepat dilakukan .
c. Tahap
Rencana Aksi
Pada tahap ini petugas
membantu masing – masing kelompok masyarakat memformulasikan gagasan mereka
dalam bentuk tertulis terutama bila ada kaitannya dengan proposal untuk pthak
penyandang dana. Dalam tahap ini diharapkan petugas dan masyarakat dapat
menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara
mencapai tujuan tersebut. Kemudian mereka dapat mengarahkan tindakan itu sesuai
dengan apa yang telah diformulasikan.
d. Tahap
Pelaksanaan kegiatan
Tahap ini harus
diperhatikan dengan baik, karena jika kurangya kerja sama antara petugas dan
masyarakat dalammelaksanakan kegiatandilapangan akan dapat melenceng dari
rencana sebelumnya, dalam kegiatan pemberdayaan ini diharapkan masyarakat agar
dapat menjaga keberlangsungan kegiatan yang telah dikembangkan. Teknologi yang
digunakan pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat.
e. Tahap
Evaluasi
Tahap ini sebagai proses
pengawasan dari masyarakat dan petugas terhadap kegiatan pemberdayaan
masyarakat yang sedang berjalan, kegiatan ini memang harus melibatkan
masyarakat untuk melakukan pengawasan secara internal.
f. Tahap
Terminasi
Tahap ini merupakan
pemutusan hubungan secara formal masyarakat sasaran. Dalam kegiatan
pemberdayaan masyarakat hal ini dilakukan karena masyarakat sudah dianggap
mandiri atau karena anggaran sudah selesai dan sudah tidaka penyandang dana
lagi.
4. Bentuk
Partisipasi Masyarakat
Siagian mengungkapkan
partisipasi masyarakat harus mutlak diperlukandimana masyarakat itu adalah
obyek dari pembangunan dan sekaligus menjadi subyek pembangunan. Maka pembangunan
itu memerlukan partisipasi dari masyarakat tanapa adanya partisipasi masyarakat
maka tujuan pembangunan ttidak akan tercapai.
III.
KERANGKA
PIKIR
Dalam
kehidupan petani sehari – hari identik dengan ketidakberdayaan adalah suatu
yang nyata adanya bagi petani yang tergolong tidak mampu. Munculnya ketidakberdayaan
ditandai oleh berbagai faktor keterbatasan yang mengakibatkan rendahnya
kualitas kehidupan seperti rendahya pendapatan, terbatasnya kepemilikan rumah
tinggal, pendidikan dan ketrampilan yang rendah.
Program
pemberdayaan petani di Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan dirumuskan dan
dilaksanakan bottom up dimana pada pelaksanaanya dilapangan berdasarkan inisiatif
petani, mulai dari kegiatan perencanaan sampai pelaksanaannya, berhasil atau
tidaknya pelaksanaan program ini ditentukan oleh partisipasi petani itu
sendiri.
Dari
faktor ini maka Pemerintah Kabupaten melalui UPT.BP3K
Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sebuku melakukan pembinaan dalam arti
mitra kerja penyuluh pertanian melakukan pembinaan sosial ekonomi petani dengan
harapan agar usaha dan pendapatan petani semakin meningkat. Dari pendampingan
dan pembinaan penyuluh pertanian melalui kegiatan penyuluhan pertanian yang
diberikan kepada anggota kelompoktani untuk meningkatkan hasil produksi tanaman
pangan, hortikultura dan perkebunan mulai dari pemilihan bibit, pengolahan
tanah, pemeliharaan tanam, pengedalian organisme pengganggu tanaman (OPT), penanganan
pasca panen dan pemasaran.
IV.
KEADAAN
UMUM KECAMATAN SEBUKU
A. Luas
Wilayah Kecamatan Sebuku
Kecamatan
Sebuku terdiri
dari 10 Desa yaitu Desa Pembeliangan, Kekayap, Kunyit, Bebanas, Melasu Baru, tetaban, sujau, Lulu,
Apas dan Harapan dengan luas wilayah yang berbeda. Berdasarkan kondisi
fisik dan alam, luas wilayah Kecamatan
Sebuku secara keseluruhan adalah 2.156,12 km2. Secara
rinci dapat dilihat pada table dibawah
ini:
Tabel 1. Luas Wilayah masing-masing Desa Kecamatan Sebuku
No
|
Desa
|
Luas Wilayah (Km2)
|
1.
|
Pembeliangan
|
224,77
|
2.
|
Apas
|
67,69
|
3.
|
Kekayap
|
462,67
|
4.
|
Kunyit
|
546,74
|
5.
|
Tetaban
|
113,70
|
6.
|
Melasu Baru
|
180,20
|
7.
|
Bebanas
|
264,87
|
8.
|
Lulu
|
124,64
|
9.
|
Sujau
|
128,34
|
10.
|
Harapan
|
42,5
|
Sumber Data : Kantor
UPT BP3K Sebuku 2016
B.
Letak Geografis
Kecamatan Sebuku berbatasan
langsung dengan wilayah sebagai berikut :
-
Sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Nunukan
-
Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Lumbis
-
Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Tulin Onsoi
-
Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Sembakung
C. Kependudukan
Tabel 2. Data Jumlah Penduduk
Berdasarkan jenis Kelamin.
No
|
Desa
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah
|
KK
|
|
(L)
|
(P)
|
||||
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
|
Pembeliangan
Apas
Kekayap
Kunyit
Tetaban
Melasu Baru
Bebanas
Lulu
Sujau
Harapan
|
2.878
243
263
355
187
246
149
248
247
828
|
1.913
232
267
241
171
122
166
176
200
763
|
4.791
475
530
596
358
368
315
424
447
1.592
|
1.089
143
135
127
103
88
149
92
117
429
|
|
Jumlah
|
5.645
|
4.251
|
9.896
|
2.472
|
Sumber : Kantor Camat Sebuku Tahun
2016
Tabel 3. Data jumlah penduduk berdasarkan
pendidikan
No
|
Desa
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah
|
||||
TK
|
SD
|
SMP
|
SMA
|
PT
|
|||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
|
Pembeliangan
Apas
Kekayap
Kunyit
Tetaban
Melasu Baru
Bebanas
Lulu
Sujau
Harapan
|
-
-
-
37
-
-
-
-
-
-
|
150
-
68
58
-
36
-
58
75
|
250
-
20
29
-
7
-
9
27
|
133
-
12
32
-
3
-
6
13
|
50
-
3
30
-
-
-
-
4
|
583
-
103
186
-
46
-
73
119
|
|
|
37
|
445
|
342
|
199
|
87
|
610
|
Sumber : Monografi Desa 2016
V.
PENYULUHAN
PERTANIAN DI KECAMATAN SEBUKU
1. Unit Pelaksana Teknis. Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan
Kehutanan (UPT.BP3K) Kecamatan Sebuku
UPT.BP3K Kecamatan Sebuku menjalankan opersionalnya berdasarkan
Peratutan Bupati (PERBUP).No.45 Tahun 2009. Dalam upaya melaksanaan visi dan
misi Dinas Pertanian dan Ketahanan
Pangan (DPKP) Kabupaten Nunukan UPT.BP3K Kecamatan Sebuku sebagai Balai penyuluhan
pertanian perikanan dan kehutanan terdepan mempunyai tugas menyusun
programa penyuluhan pada tingkat kecamatan, melaksanakan penyuluhan,
menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, melaksanakan proses
pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku
utama dan pelaku usaha serta berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh,
pelaku utama, dan pelaku usaha yang seiring dengan Visi Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Nunukan
yaitu “Terwujudnya ketahanan pangan
dan penyuluhan yang kuat dalam kerangka ekonomi kerakyatan yang didukung dengan
SDM yang berkualitas” dengan melakukan Misi diantaranya :
a. Meningkatkan
kompetensi sumberdaya aparatur, sarana dan prasarana serta pelayanan
administrasi yang professional.
b. Mengembangkan
ketahanan pangan yang menjamin ketersediaan
distribusi dan konsumsi pangan yang cukup, bermutu dan berkelanjutan.
c. Penataan sistem kelembagaan dan pembinaan
usahatani.
UPT.BP3K Sebuku terletak di Kecamatan
Sebuku tepatnya di Desa Pembeliangan Jln. Trans. Pembeliangan - Lumbis
KM.04 Sebuku Dengan jarak tempuh 2 jam
menggunakan speed boat arah ke barat dari Pulau Nunukan. Luas lahan UPT.BP3K
Sebuku 100X200M. Sarana dan prasarana yang dimilki antara lain 1 unit kantor
yang terdiri dari ruangan Ka.UPT, ruangan tata usaha, ruangan penyuluh
pertanian dan perikanan, ruang penjaga kantor, gudang ,ruangan pertemuan,
dapur, kamar mandi dan WC , 1 unit green house yang terletak di belakang kantor
dan 3 kolam ikan.
Sarana prasarana peralatan di kantor UPT.BP3K
Sebuku dapat dilihat tabel dibawah ini.
Tabel 4. Sarana Prasarana
Peralatan Di Kantor UPT.BP3K Sebuku
Tahun 2016
No
|
Nama Barang
|
Jumlah (unit)
|
Kondisi
|
1
|
Komputer
|
2
|
1 rusak
|
2
|
Printer
|
2
|
1 rusak
|
3
|
PLTS
|
1
|
Baik
|
4
|
Accu
|
2
|
Baik
|
5
|
Mesin Lampu
|
2
|
1 rusak
|
6
|
Mesin Pemotong Rumput
|
2
|
1 Rusak
|
7
|
Hand Sprayer
|
2
|
Baik
|
8
|
Meja Kantor
|
6
|
Baik
|
9
|
Meja Komputer
|
1
|
Baik
|
10
|
Meja Pertemuan
|
2
|
Baik
|
11
|
Kursi Putar
|
5
|
Baik
|
12
|
Kursi Pertemuan
|
60
|
Baik
|
13
|
Soil Tester
|
1
|
Baik
|
14
|
Water tester
|
1
|
Baik
|
15
|
GPS
|
1
|
Baik
|
15
|
Profil tank
|
1
|
Baik
|
Sumber : Data UPT.BP3K Kec. Sebuku 2016
2. Sistem Informasi dan Wilayah Pelayanan
Sejak berdirinya tahun
2008, UPT.BP3K Sebuku sarana pelayanan dalam penyebaran informasi teknologi
pertanian yang dilaksanakan melalui sistem kerja laku yaitu latihan dan
kunjungan yang dilakukan oleh para penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan
baik individu maupun kelompok yang telah di susun dalam programa penyuluhan dan
rencana kerja penyuluhan tahunan yang berlangsung mulai bulan Januari sampai
bulan Desember tahun berjalan. Selain itu pelayanan konsultasi juga dilakukan
pada kasus-kasus tertentu yang perlu penanganan khusus serta pelaksanaan
demplot demplot di lahan petani.
Wilayah kerja UPT.BP3K Sebuku meliputi 10
Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sebuku.
3. Media Informasi
Beberapa sarana untuk penyebaran informasi teknologi, yaitu
leaflet ,folder dan brosur baik yang dari penyuluh, pemerintah maupun swasta
yang dibuat berdasarkan pertimbangan kebutuhan di lokasi dengan bahan atau materi
cara budidaya (teknik produksi) komoditas terkait, seperti padi sawah dan
ladang, kelapa sawit, kopi, lada kakao, panili, jeruk, ubi kayu, ubi jalar
dan durian, cabai, tomat, sawi, kacang
panjang, buncis, kol, timun, daun seledri, daun bawang,bawang merah, jahes,
ternak sapi, kambing, babi ayam dan itik, Sebagai upaya melaksanakan penyebaran
informasi yang diperlukan petani sehingga petani mendapat penambahan wawasan
dan pengetahuan dalam berusahatani
4.
Keragaan
Pegawai UPT.BP3K Kecamatan Sebuku
Tabel 5. Keragaan Pegawai UPT.BP3K
Kecamatan Sebuku
Jabatan
|
Nama
|
Keterangan
|
Pejabat
Struktural
Ka.UPT.BP3K
Sebuku Setiyono, S.ST PNS
Ka. Sub.
Bag. TU - -
Pejabat
Fungsional/Penyuluh Kec.Sebuku
Penyuluh
Pertanian Hari Murtiyoso,S.ST PNS
Bajik Misak
(TB) PNS
Sumange THL/TB
Yunus THL/TB
Mulyadi THL/TB
Ernia Lisu
Pairi THL/TB
Adiministrasi Sariyana,SE Honor
Penjaga
Kantor M.Said Honor
|
Sumber : Data UPT.BP3K Kec. Sebuku 2016
5.
Keadaan Kelembagaan Kelompoktani
dan Gabungan Kelompoktani
Tabel 6. Kelompoktani di wilayah Kecamatan Sebuku
No
|
Nama
Kelompoktani
|
Nama Desa
|
Luas Lahan
(Ha)
|
Jml Anggota
(Orang)
|
Ket
|
1
|
Duri
Bersatu
|
Pembeliangan
|
70
|
26
|
|
2
|
Serumpun Jaya Maju
|
Pembeliangan
|
60
|
21
|
|
3
|
Tujuh
Lima
|
Pembeliangan
|
60
|
27
|
|
4
|
Alam Subur Sei
Tenggaruk
|
Pembeliangan
|
25
|
10
|
|
5
|
Bersama
|
Pembeliangan
|
20
|
11
|
|
6
|
Sungai Sebulu I
|
Pembeliangan
|
20
|
10
|
|
7
|
Sepatal
Jaya
|
Pembeliangan
|
60
|
19
|
|
8
|
Berkima
|
Pembeliangan
|
19
|
19
|
|
9
|
Bina
Tani Mandiri
|
Pembeliangan
|
11
|
11
|
|
10
|
Sungai Sebulu II
|
Pembeliangan
|
24
|
24
|
|
11
|
Sungai
Sebekatul
|
Pembeliangan
|
13
|
13
|
|
12
|
Maju Bersama
|
Pembeliangan
|
10
|
10
|
|
13
|
Usaha
Maju
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
14
|
Idabus 1
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
15
|
Idabus
2
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
16
|
Idabus 3
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
17
|
Idabus
4
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
18
|
Idabus 5
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
19
|
Pompongan
I
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
20
|
Pompongan II
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
21
|
Pompongan
III
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
22
|
Pompongan IV
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
23
|
Pompongan
V
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
24
|
Berkat Setia Jaya
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
25
|
Sabar
Menanti
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
26
|
Sawit Rawah Harapan I
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
27
|
Makmur
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
28
|
Harus Jadi
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
29
|
Harapan
Jaya Maju
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
30
|
Bukit Hijau
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
31
|
Sawit
Rawah Harapan II
|
Pembeliangan
|
50
|
25
|
|
32
|
Nantalinan
|
Melasu
Baru
|
17
|
17
|
|
33
|
Timilo
Agumo
|
Melasu
Baru
|
20
|
20
|
|
34
|
Agindangan
|
Melasu
Baru
|
50
|
25
|
|
35
|
Hasil
Maju Jaya
|
Harapan
|
25
|
25
|
|
36
|
Sepadan
|
Harapan
|
25
|
25
|
|
37
|
Timug
Kabayagan
|
Harapan
|
30
|
30
|
|
38
|
Timug
Onsoy
|
Harapan
|
25
|
25
|
|
39
|
Mekar
Sari
|
Harapan
|
25
|
25
|
|
40
|
Mukian
|
Kunyit
|
15
|
14
|
|
41
|
Antulun
|
Kunyit
|
50
|
25
|
|
42
|
Kelompok
PKK
|
Kunyit
|
15
|
15
|
|
43
|
Siang
Kunyit
|
Kunyit
|
30
|
15
|
|
44
|
Permasyarakatan
|
Tetaban
|
50
|
25
|
|
45
|
Tamilu
|
Tetaban
|
50
|
25
|
|
46
|
Timug
Alagang
|
Kekayap
|
25
|
25
|
|
47
|
Siang
Luas
|
Kekayap
|
38
|
38
|
|
48
|
Maya
Takaw
|
Kekayap
|
20
|
20
|
|
49
|
Angkinam
|
Apas
|
20
|
20
|
|
50
|
Sumangat
|
Apas
|
25
|
26
|
|
51
|
Melati
Subur
|
Lulu
|
21
|
21
|
|
52
|
Tunas
Remaja
|
Lulu
|
20
|
20
|
|
53
|
Maladi
Indah
|
Lulu
|
23
|
23
|
|
54
|
Guang
Mandiri
|
Bebanas
|
25
|
20
|
|
55
|
Tamilu
Mandiri
|
Bebanas
|
20
|
20
|
|
Sumber : Data UPT.BP3K Kec. Sebuku 2016
Tabel
7. Gabungan Kelompoktani di wilayah Kecamatan Sebuku
No
|
Nama
Gapoktan
|
Nama Desa
|
Jml Anggota
(Orang)
|
1
|
Apas Bersatu
|
Apas
|
40
|
2
|
Dono Ukum
|
Kekayap
|
56
|
3
|
Muda Bersatu
|
Bebanas
|
40
|
4
|
Simatuda Maju
|
Melasu Baru
|
40
|
5
|
Bamol
|
Tetaban
|
45
|
6
|
Lulu Mandiri
|
Lulu
|
63
|
7
|
Pompongan Bersatu
|
Pembeliangan
|
120
|
Sumber : Data
UPT.BP3K Kec. Sebuku 2016
6. Kunjungan Penyuluhan Pertanian
Penyuluh Pertanian mempunyai
tugas untuk menambah pengetahuanpetani dalam bidang pertania dan membantu
petani dalam menerima inovasi teknologi agar dapat memotivasi petani agar dapat
meningkatkan hasil pertaniannya. Pendekatan penyuluh pertanian terhadap petani
dapat berupa individu kelompok dan massa.Tetapi dilingkungan wilayah kecamatan
Sebuku selama ini lebih mengutamakan kunjunan individu dan kelompok. Kepedulian
penyuluh pertanian dapat dilihat dari seberapa seringnya penyuluh pertanian
mengunjungi kelompoktani di wilayah binaannya. Kunjungan rutin penyuluh
pertanian ke kelompoktani dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis terkadang
pada hari Sabtu dan Minggu apabila kelompoktani memerlukan penyuluh siap
melayani petani terkecuali ada urusan di Kabupaten untuk pelatihan atau
mempersiapkan penilaian angka kredit (DUPAK).
7. Teknik Penyuluhan Pertanian
Teknik Penyuluhan pertanian yang digunakan untuk mendampingi dan
pembinaan kelompoktani di wilayah Kecamatan Sebuku biasanya menggunakan teknik
ceramah, diskusi dan demontrasi dengan memperlihatkan cara kerja dan proses
suatu teknologi. Selain itu petani diberikan berupa brosur, leaflet dan folder
yang bisa dibawa pulang untuk dipelajari dirumah. Teknik penyuluhan juga harus
disesuaikan dengan kondisi kelompoktani jangan samapai melanggar tatanan nilai
– nilai budaya dan adat istiadat yang berlaku didaerah tersebut.
VI.
PERUBAHAN SETELAH ADANYA PENYULUHAN PERTANIAN
Penyuluh pertanian yang
berjalan selama adalah metode penyuluhan secara individu dan kelompok metode
ini dianggap sangat efektif tetapi petani tetap haruslah membentuk kelompoktani
agar penyuluh akan lebih mudah mendata para petani sehingga penyuluh mengetahui
petani yang akan diberi penyuluhan. Dalam pembetukan kelompoktani haruslah ada
susunan kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekretris, dan bendahara yang
dipilih oleh para anggota kelompoktani itu sendiri. Perubahan yang dirasakan petani
dapat dilihat sebelum adanya penyeluhan pertanian dan setelah adanya penyuluhan
pertanian.
a. Sebelum Adanya Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan pertanian di Kecamatan Sebuku memang telah ada sejak
tahun 1990 an tetapi petani baru merasakan perubahan yang berarti setelah adadnya
penyuluh pertanian yang secara rutin dan kemudian dibentuknya kelompoktani hal
ini dapat dilihat dari keadaan pertanian mereka. Sebelum adanya penyuluhan
pertanian petani belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik –
teknik budidaya tanaman dengan baik seperti pemilihan bibit unggul, pengolahan
tanah pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan penanganan
pasca panen mereka hanya mengandalkan kepercayaan, pengalaman dan metode turun
temurun dari orang tua mereka terdahulu seperti penggunan bibit dengan kualitas
rendah, pengolahan tanah secara tradisional
dengan pemeliharaan seadanya dan tanpa pemupukan serta pengendalian hama
dan penyakit.
b. Setelah Adanya Penyuluhan Pertanian
Dengan adanya penyuluh pertanian di Kecamatan Sebuku kemudian
memberikan keluasaan kepada petani untuk membentuk kelompoktani – kelompoktani mereks
yang menentukan sendiriketua kelompoktani, sekretaris dan bendaharanya serta
menentukan sediri nama kelompoktaninya. Disisi lain kebijakan pemerintah
bahwasannya pemberian bantuan ke petani melalui kelompoktani dan tidak per
individu petani. Setelah adanya pendampingan dan pembinaan dari penyuluh
pertanian petani dikecamatan Sebuku merasakan manfaatnya dimana petani lebih
mempunyai pengetahuan dan ketrampilan
dalam informasi, teknologi dan
inovasi petanian sehingga dapat meninggkat produksi pertaniannya dan bertambah
pendapatan ekonomi kelurganya. Setelah adanya penyuluhan pertanian petani lebih
mudah mendapatkan bantuan bibit, traktor, mesin perontok, mesin penggilingan,
ternak pestisida dan pupuk bersubsidi. Setelah adanya penyuluhan pertanian
petani di Kecamatan Sebuku banyak mengetahui jenis, kegunaan dan cara
penggunaan obat – obatan seperti insektisida dan fungisida. Manfaat yang dapat
diambil oleh petani setelah adanya penyuluh pertanian di Kecamatan Sebukupetani
semakin berdaya, mampu dan pendapatannya meningkat di sebabkan penyuluh
memberikan pengarahan dal;am pertemuan –pertemuan yang didakan setiap sebulan
sekali yaitu pertemuan bulanan yang membahas masalah – masalah yang dihadapi
dilapangan dan bagaiaman upaya penyelesaian masalahnya dibahas bersama dengan
suasana yang harmonis dan kekeluargaan. Jadi setelah adanya penyuluhan
pertanian telah banyak memberikkan pengetahuan dan ketrampilan yang terus
diperbaharui untuk diterapkan dalam mengatasi masalah produktivitas petani.
VII.
HAMBATAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN
Meski Kegiatan penyuluhan
pertanian di wilayah Kecamatan Sebuku sudah berjalan dengan baik dan telah
banyak perubahan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam mengatasi masalah
produktivitas petani tetapi masih ada saja hambatan – hambatan dalam proses
penyuluhan pertanian sehingga dampaknya hasil yang dicapai belum maksimal.
Hambatan yang sering muncul adalah dari anggota kelompoktani yang tidak mau
berkerjasama, kurang kepeduliaanya anggota dalam mengahadiri pertemuan kelompok.
Susahnya menhadirkan petani dalam pertemuan kelompok secara rutin, sulitnya
merubah perilaku petani dalam menerima inovasi teknologi pertanian dan sulitnya
mengubah pandangan petani dalam menanganai permasalahan petani karena
terkendali kenyakinan turun temurun, usia, dan modal. Masalah yang mucul dari
kelompoktani adalah sulitnya mengelola keuangan kelompok disebabkan karena pemegang uang kas kelompoktani yaitu
bendahara tidak mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran uang dengan baik selain
itu setiap kalli ada pengeluaran tidak dilaporkan ke ketua kelompok dan
anggota. Persaingan dan saling iri dalam mengajukan permintaan bantuan serperti
ada kelompoktani yang lebih dahulu mengajukan permintan bantuan tetapi bantuan
tidak kunjung datang sementara ada kelompoktani mengajukan permintaan bantuan
belakangan malah lebih dahulu mendapatkan bantuan. Terkadang pula petani
mengeluhkan bibit yang diberikan kualitasnya tidak bagus.
Pada kegiatan penyuluhan
pertanian penyuluh menyarankan agar dalam pemberian pupuk dibuatkan lubangb
disekeliling tanaman tetapi petani saat melakukan pemupukan hanya disebar saja
disekililing tanaman tanpa ditutup kembali dengan tanah. Begitu juga dengan
pengendalian hama dan penyakit petani untuk lebih cepat dan sekali kerja sering
melakukan pencampuran insektisida dan fungsida untuk pengendalian hama dan
penyakit.
Hambatan yang juga sering
dijumpai dilapangan yaitu ketika bantuan untuk petani seperti benih padi
datangnya biasanya terlambat petani sudah waktunya menyemai bibit tapi bantuan
bibit belum datang sehingga petani menggunakan bibit sendiri dimana dari
kualitas dan jumlahnya terkadang kurang. Lambatnya proses penyaluran bantuan
dikarenakan menunggu proses seleksi pemenang lelang atau tender perusahaan mana
yang diberi kewenangan dalam memasok bahan kebutuhan pertanian.
Disi lain dalam hal
pemberian bantuan seperti benih padi mestinya petani bisa memanfaatkan dengan
menyisihkan hasil panen untuk dijadikan bibit lagi untuk menanam diwaktu
berikutnya tetapi petani hanya mengharap bantuan dari pemerintah saja.
Hambatan klasik dalam
kegiatan penyuluhan dilapangan tertama bagi penyuluh adalah sulitnya untuk
mengunjungi desa – desa binaan yang jauh karena kurangnya penyuluh dan
kendaraan operasional penyuluh. Seperti kita ketahui Kecamatan Sebuku terdiri
dari 10 desa sementara penyuluh
pertanian yang ada 6 penyuluh pertanian
2 orang penyuluh pertanian PNS dan 4 orang penyuluh pertanian THL/TB.
Penyuluh yang ada kendaraan operasional cuma 3 orang. Sementara kondisi wilayah
binaan di Kecamatan Sebuku dalam kegiatan penyuluhan dengan topografi yang
berbukit dan jaraknya yang jauh bahkan ada yang harus dilewati dengan
menyebrang sungai.
VIII.
KESIMPULAN
Hubungan yang terjalin
antara penyuluh dan kelompoktani yaitu didasarkan pada pengertian bahwa
kehidupan sosial adalah keseluruhan bagian yang saling berhubungan sebagai
kesatuan yang tak terpisahkan untuk mengadakan kerjasama dalam melaksanakan
pekerjaan. Pola hubungan kerja penyuluh dan kelompoktani dalam bentuk usaha
sesuai dengan peran masing – masing agar melahirkan aspek yang saling
menguntunggkan.
Penyuluhan pertanian yang
dibentuk dan telah berjalan selama ini dalam rangka pemberdayaan dan
kemandirian para petani agar dapat mengatasi problematika ketidakberdayaan
petani perlu kita ketahui dengan mengahbiskan waktu, tenaga dan biaya dalam
perubahan pengetahuan dan ketrampilan petani tetapi hasil yang dicapai belum
dapat meningkatkan kkesejahteraan petani. Untuk mengetahui proses penyuluhan
serta pencapaian hasil penyuluhan pertanian yang diraih selama ini di wilayah
Kecamatan Sebuku maka kita perlu mengenal bentuk – bentuk penyuluhan pertanian
dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan petani setelah dilakukannya
penyuluhan pertanian.
Penyuluhan pertanian dalam
pemberdayaan kelompoktani di Kecamatan Sebuku dibidang pertanian untuk
memaksimalkan peningkatan prooduktivitas melalui penyuluh pertanian dengan
pendekatan individu dan kelompok yang bertugas mendampingi, mengarahkan,
memberikan pengetahuan agar kelompoktani dapat bekerjasama secara terkontrol
dengan baik dalam satu orientasi peningkatan produksi usahatani yang
dikelolanya.Adapun teknik yang digunakan penyuluh pertanian untuk melakukan
penyuluhan pertanian yaitu dengan teknik ceramah, diskusi dan demontrasi.
Untuk memksimalkan proses
penyuluhan pertanian penyuluh pertanian harus mengkonsultasikan waktu yang
tepat untuk mengadakan pertemuan kelompok agar petani juga mau dan bisa
menyisihkan waktunya sehingga tidak mengganggu proses kerja petani.
Kebijakan – kebijakan
pemerintah agarmempertimbangkan keadaan petani terkait masalah geografis, waktu
tenaga dan modal. Penyuluh pertanian dalam mendapingi kelompoktani harus lebih
peka terhadap masalah – masalah yang dihadapi petani disisi lain penyuluh
pertanian harus di dukung dengan kendaraan operasional dalam melakukan kegiatan
penyuluhan pertanian agar apa yang diharapkan dapat tercapai sehingga penyuluh
pertanian tidak mengesampingkan tugas pokoknya dalam mendampingi petani.
Penyuluh semestinya lebih
memperhatikan kinerja anggota kelompoktani yang mempunyai tugas dan tanggung
jawab dalam mengelola kelompoktani di wilayah Kecamatan Seebuku agar dapat
menjalankan fungsinya dengan baik.
Dalam
proses penyaluran bantuan kepada petani semestinya pemerintah lebih
memperhatikan keinginan petani agar bantuan bisa tepat guna dan tepat sasaran.
Masalah lamanya penyaluran karena menunggu proses seleksi lelang atau tender
pemerinta seharusnya dapat mengatisipasi sejak dini dalam mengetahui kebijakan-kebijakan apa saja yang akan diberikan
oleh pemerintah untuk petani.
Para petani juga harus bisa menjaga dan memanfaatkan dengan
baik kebijakan penyuluhan dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Jika
memang ada hambatan yang dihadapi petani dalam mempraktekkan kebijakan
penyuluhan pertanian semestinya bisa konsultasikan kepada penyuluh pertanian
agar dapat mencari solusi dalam meminimalisir hambatan tersebut.
Dalam program kebijakan
pemerintah petani harus mengerti bahwa, semua hal mengenai penyuluhan pertanian
dan pemberian bantuan untuk petani bukan hanya semata-mata merupakan tanggung
jawab penyuluh atau pihak-pihak pemerintah melainkan kerjasama dari pihak para
petani sangat diperlukan agar hasil yang ingin dicapai bisa secara maksimal.
DAFTAR
PUSTAKA
Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta:
Prenada Media Group.
Henslin, James. 2007. Sosiologi dengan pendekatan membumi,
Jakarta: Erlangga.
Huda, Miftachul. 2009. Pekerjaan Sosial &
Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kinloch, Graham C. 2009. Perkembangan dan paradigma utama
teori sosiologi, Bandung: CV Pustaka Setia.
Koeswara, Sonny, 1995. Pemasaran Industri, Jakarta:
Djambatan.
Prastowo, Andi, 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam
Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Putra, Ahimsa, Heddy. 1990. Perubahan Pola Kehidupan
Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta:
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rukminto Adi, Isbandi. 2002. Pemikiran – Pemikiran dalam
Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
SN, Darwis. 2006. Kebijakan Pembangunan Pertanian Masa
Lalu (Beberapa Keluhan Seorang Pensiunan). Bogor: Ar-Rahmah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar