Jumat, 02 Juni 2017

Penyuluh Pertanian Dalam Pemberdayaan Kelompoktani Di Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan

I.           PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang

Pembangunan pedesaan diupayakan melalui peningkatan keberdayaan dan kemandirian masyarakat dalam mewujudkan kesejahteraan dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat meliputi bidang ekonomi, sosial budaya, politik dan lingkungan. Keberdayaan dan kemandirian tercermin pada terpenuhinya sarana dan prasarana sosial ekonomi pedesaan serta meningkatnya kegiatan ekonomi produktif masyarakat dan berperannya lembaga sosial ekonomi masyarakat.
Luasnya lahan di Kecamatan Sebuku ternyata tak juga mampu membuat taraf hidup petani meningkat, masih banyak petani yang mengalami kesulitan dalam menjalani kehidupan. Tak jarang kita dapatkan petani di desa berada dalam garis kemiskinan. Meningkatnya berbagai kebutuhan hidup baik kebutuhan primer maupun sekunder yang biasanya dihasilkan oleh industri dan krisis ekonomi yang kunjung terselesaikan telah membuat petani semakin kewalahan dalam memperbaiki perekonomian keluarrga.Hdirnya inovasi teknologi yang diciptakan yang tujuannya untuk memudahkan para petani pada kenyataannya membuat petani kesulitan terutama petani kecil untuk mendapatkan alat prtanian hal ini mengakibatkan kesenjangan sosial.
Melihat permasalahan ini Pemerintah membentuk kelompoktani yang didampingi oleh penyuluh pertania untuk membantu para petani dalam meningkatkan taraf hidup petani melalui pemberdayaan pengembangan Sumber daya manusia melalui pendidikan, keterampilan dan pekerjaan.
Penyuluhan pertanian meliputi kegiatan memberikan pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada kelompoktani maka melalui kelompoktani inilah diberikan kewenangan secara langsung menyampaikan program kebijakan pemerintah kepada petani.Penyuluh pertanian harus ahli pertanian yang berkompeten, disamping itu bisa berkomunikasi scara efektif dengan petani sehingga dapat mendorong minat kerja sama mereka dan harus berorientasi pada masalah yang dihadapi petani dan pemahaman mereka.
Dalam organisasi penyuluhan dibutuhkan penentuan tingkat kompetensi agar dapat mengetahui tingkat kinerja yang diharapkan. Dilapangan persepsi sebagian besar petani terhadap kemampuan penyuluh terkait dengan penguasaan penyuluh mengenai teknik budidaya dinilai memadai termasuk pengetahuan produksi tanaman dan ternak. Penyuluh dinilai mampu memnjelaskan inovasi suatu teknologi dan dapat berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami petani.Beberapa kemampuan penyuluh yang dipandang petani perlu ditingkatkan adalah pemahaman yang baik terhadap potensi sumberdaya wilayaah binaan, budaya dan kebutuhan masyarakat petani. Fakta dilapangan menunjukkan bahwa kesetaraan antara penyuluh dan petani belum terwujud dengan baik. Penyuluh di Kecamatan Sebuku perlu ditingkatkan melalui pemahaman terhadap sifat – sifat potensi dan keadaan sumber daya alam, iklim serta lingkungan diwilayah binaan, selain itu penyuluh perlu memahami perilaku petani , potensi pengembangan usaha,  pemahaman terhadap kesempatan usaha pertanian yang menguntungkan, membantu petani dalam mengakses informasi harga dan pasar. Kompetensi penyuluh mencakup kemampuan membangun relasi, kemampuan menerapkan falsafah, prinsip dan etika penyuluhan.. Dalam pelaksanannya penyuluh pertanian dilakukan dengan menggunakan pendekatan partisipatif dan melalui mekanisme kerja serta metode yang disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi petani serta pelaku usaha pertanian.
Untuk mendukung peran – peran tersebut penyuluh pertanian sudah harus menguasai dan memanfaatkan teknologi informasi, komunikasi dan edukasi. Peran penyuluh sebagai pengidentifikasi permasalahan dan kebutuhan petani dalam arti penyuluh mampu mengidentifikasi permasalahan – permasalahan yang dihadapi petani,   penyuluh sebagai fasilitator yaitu sebagai penghubung membangun kerja sama antara petani (kelompoktani) dengan pihak swasta yang menangani penanganan pasca panen dan pemasaran, selain itu penyuluh sebagai pentransfer teknologi dan informasi dimana penyuluh dituntut menyampaikan pesan yang bersifat inovatif yang mampu mendorong perubahan sehingga terwujud perbaikan mutu hidup setiap individu petani dan keluarganya. Bentuk materi penyuluhan pertanian yang disampaikan ke petani harus didasarkan pada kesempatan, kemampuan, dan kemauan petani untuk menerapkan.
Cara penyuluhan yang biasa digunakan adalah metode sosialisai yaitu sebuah proses penanaman atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. Metode demontrasi terbagi dalam 3 cara pertama demontrasi cara yaitu memperlihatkan secara singkat kepada kelompoktani bagaimana melakukan suatu cara kerja baru/lama yang telah disempurnakan. Kedua demontrasi hasil yaitu menunjukkan kepada orang – orang hasil suatu cara kerja baru / lama yang disempurnakan.
Sedangkan yang ketiga adalah gabungan demontrasi  cara dan hasil yaitu dalam kegiatan praktek dilapangan memang cara ini yang sering dilakukan dalam kegiatan penyuluhan. Selain memerlukan biaya yang cukup juga ada hal lain yang harus diperhatikan yaitu lokasi demontrasi harus sesuai dengan kondisi nyata secara teknis menunjang. Demontrasi hasil harus berhasil jangan gagal maka berakibat pada tingkat kepercayaan pada penyuluh pertanian. Petani perlu dikenalkan dengaan sarana produksi yang memiliki daya adaptasi tinggi terhadap goncangan iklim.
Selain itu yang tidak kalah pentinya adalah materi penyuluhan pertanian perlu berorientasi pada teknik bertani yang ramah lingkungan, hemat air serta tahan terhadap cekaman suhu tinggi. Materi penyuluhan yang jiga diperhatikan adalah pengaruh fenomena anomali iklim elnino dan lamina sangat berpengaruh di wilayah Sebuku terhadap produksi pangan dan hortikultura. Pelaksanaan penyuluhan pertanian yang berjalan selama ini di Kecamatan Sebuku pada kenyataannya berdampak positif dan negatif, dampak positifnya petani lebih mempunyai pengetahuan dan ketrampilan dalam menjalankan usahataninya serta mendapat bantuan untuk proses pertanian, sedangkan dampak negatifnya yaitu kurang pekanya penyuluh pertanian dalam menanggapi permasalahan petani, tidak mempertimbangkan potensi ekonomi, iklim, dan keinginan petani yang mengakibatkan banyak saran – saran dalam penyuluhan untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian dan program bantuan pemerintah karena tidak bersifat berkesinambungan, serta kualitas dan kuantitas tersebut masih kurang.
Dampak lainnya  adalah kendala yang dihadapi penyuluh dalam mengidentifikasi masalah dalam menjalankan tugasnya seperti memprioritaskan skala permasalahan dengan kompleksitas tugas – tugas penyuluh, ketergantungan terhadap kebijakan pemerintah kabupaten Nunukan, ketidakmampuan aparat pemerintah menelusuri hubungan sebab akibat yang ditimbulkan oleh kegiatan penyuluhan, kaitannya dengan masalah – masalah yang dihadapi penyuluh pertanian dilapangan, dukungan alokasi anggaran dan akuntabilitas kegiatan penyuluhan pertanian, komitmen yang menyangkut kinerja penyuluhan pertanian sebagai lembaga layanan inovasi dan informasi yang harus menjangkau semua kelompok sasaran.
Dari permasalahan diatas penulis mencoba memberikan gambaran bagaimana bentuk penyuluhan pertanian dalam pemberdayaan sosial ekonomi pada kelompoktani dan bagaimana bentuk kewenangan dan kompetensi penyuluh pertanian dalam melaksanakan kegiatan penyuluhan pertanian di Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan  dengan tujuan menjelaskan tugas – tugas penyuluh pertanian dilapangan dan  bentuk penyuluhan pertanian pada kelompoktani di kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan

B.  Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka ddapat diuraikan sebagai berikut :
1.  Bagaimanakah bentuk penyuluhan pertanian terhadap kelompoktani dalam upaya pemberdayaan kehidupan sosial ekonomi para petani diwilayah Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.
2.  Bagaimanakah perubahan kehidupan sosial ekonomi yang terjadi setelah dibentuk kelompoktani diwilayah Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.

C.  Tujuan
Tujuan dari tulisan ini adalah :
1.  Untuk mengetahui bentuk penyuluhan pertanian kepada kelompoktani di Kecamatan Sebuku dalam upaya memberdayakan kehidupan sosial ekonomi petani.
2.  Untuk mengetahui perubahan kehidupan sosial ekonomi petani setelah adanya penyuluhan pertanian di kelompoktani wilayah Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan.

D.  Manfaat
1.  Diharapkan dari tulisan ini dapat memberikan sumbangan pengetahuan yang bermanfaat bagi pelaksanaan penyuluhan pertanian di Kabupaten Nunukan.
2.  Diharapkan dapat memperkaya kepustakaan mengenai penyuluhan pertanian dalam pemberdayaan sosial ekonomi pada suatu daerah dan dapat menjadi perbandingan dengan daerah lain.
3.  Diharapkan agar dapat memberikan sumbangsih kepada wilayah Kecamatan Sebukusupaya pemerintah memperhatikan petani yang ada didesa – desa.
















II.       TINJAUAN PUSTAKA

1.  Konsep Motivasi Manusia
Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Kinioch Graham mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarki adalah sebagai berikut :
a.   Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah) yaitu kebutuhan sandang, pangan dan papan.
b.  Kebutuhan keamanan dan kenteraman, dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatannya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan.
c.   Kebutuhan sosial yaitu kebutuhan akan kasih sayang dan sahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja.
d.  Kebutuhan akan prestasi yaitu kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian.Kebutuhan akan simbul – simbul dalam statusnya seseorang yang ditampilkannya
e.   Kebutuhan mempertinggi kapasitas kerja. Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhanuntuk mewujudkan segala kemampuan dan seringkali tampak pada hal – hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang.
Teori ini sering digunakan untuk meramalkan perilaku orang dalam kelompok atau organisasi, dan bagaimana memanipulasi atau membentuk perilaku tersebut dengan cara memenuhi kebutuhannya.

2.  Pengertian Pemberdayaan
Kartasasmita (1995b:18) menegaskan bahwa memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat kita yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkat kemiskinan dan keterbelakangan. Pemberdayaan masyarakat secara luas dapat diartikan sebagai suatu proses membangun manusia melalui pengembangan kemampuan masyarakat, perubahan perilaku dan perorganisasian masyarakat. Prinsip dasar pemberdayaanuntuk mewujudkan masyarakat dimulai dari penyadaran, pelatihan, pengorganisaian, pengembangan kekuatan dan membangun dinamika. Pemberdayaan masyarakat bervariasi berdasarkan tujuan pembangunan sehingga bentuk pemeberdayaan disetiap bidang berbeda.

3.  Tahapan Pemberdayaan
Berangkat dari kebutuhan maka kita dapat memotivasi petani dengan cara – cara mempersiapkan tahapan pemberdayaan sosial dalam program pemberdayaan masyarakat. Sebenarnya mempunyai kemiripan dengan pengembangan pada masyarakat sebagai suatu siklus perubahan yang berusaha mencapai ketara yang lebih baik. Tetapi bukanmerupakan tahapan yang mengenai anak tangga dimana seseorang harus berjalan sesuai tahap demi tahap melainkan merupakan tahapan yang berbentuk siklus dan spiral dimana agen perubah dimungkinkan kembali ketahap sebelumnya atau pengkajian apabila mendapatkan masukkan baru yang dapat digunakan untuk menyempurnakan program pemberdayaan tersebut.Adapun tahapannya adalah :


a.   Tahap Persiapan

Pada tahapan ini ada 2 yang harus dipersiapkan pertama penyiapan petugas dalam pemberdaya yang bertugas menyamakan persepsi antar anggota tim agen perubah mengenai pendekatan apa yang akan dipilih dalam melakukan pemberdayaan masyarakat. Kedua study kelayakan terhadap daerah yang akan jadi sasaran baik dilakukan secara formal maksudnya mendapatkan perijinan dari pihak pemerintah setempat sedangkan informal menjalin kontak dengan tmendekati tokoh – tokoh masyarakat dan agama  dengan melakukan pertemuan – pertemuan yang menjadi kunci apakah masyarakat berminat.

b.  Tahap Perencanaan Kegiatan
Petugas lapangan secara partisipasif melibatkan warga masyarakat untuk berfikir tentang masalah – masalah yang mmereka hadapi dan bagaimana cara mengatasinya. Dalam upaya mengatasi masalah yang ada dimasyarrakat diharapkan dapat memikirkan beberapa alternatif program dan kegiatan yang dapat mmmmereka lakukan. Petugas sebagai fasilitator yang membantu masyarakat berdiskusi dan memikirkan program atau kegiatan yang tepat dilakukan .

c.   Tahap Rencana Aksi
Pada tahap ini petugas membantu masing – masing kelompok masyarakat memformulasikan gagasan mereka dalam bentuk tertulis terutama bila ada kaitannya dengan proposal untuk pthak penyandang dana. Dalam tahap ini diharapkan petugas dan masyarakat dapat menuliskan tujuan jangka pendek apa yang akan mereka capai dan bagaimana cara mencapai tujuan tersebut. Kemudian mereka dapat mengarahkan tindakan itu sesuai dengan apa yang telah diformulasikan.

d.  Tahap Pelaksanaan kegiatan
Tahap ini harus diperhatikan dengan baik, karena jika kurangya kerja sama antara petugas dan masyarakat dalammelaksanakan kegiatandilapangan akan dapat melenceng dari rencana sebelumnya, dalam kegiatan pemberdayaan ini diharapkan masyarakat agar dapat menjaga keberlangsungan kegiatan yang telah dikembangkan. Teknologi yang digunakan pun harus disesuaikan dengan kondisi masyarakat.

e.   Tahap Evaluasi
Tahap ini sebagai proses pengawasan dari masyarakat dan petugas terhadap kegiatan pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan, kegiatan ini memang harus melibatkan masyarakat untuk melakukan pengawasan secara internal.

f.    Tahap Terminasi
Tahap ini merupakan pemutusan hubungan secara formal masyarakat sasaran. Dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat hal ini dilakukan karena masyarakat sudah dianggap mandiri atau karena anggaran sudah selesai dan sudah tidaka penyandang dana lagi.



4.  Bentuk Partisipasi Masyarakat

Siagian mengungkapkan partisipasi masyarakat harus mutlak diperlukandimana masyarakat itu adalah obyek dari pembangunan dan sekaligus menjadi subyek pembangunan. Maka pembangunan itu memerlukan partisipasi dari masyarakat tanapa adanya partisipasi masyarakat maka tujuan pembangunan ttidak akan tercapai.











III.    KERANGKA PIKIR

Dalam kehidupan petani sehari – hari identik dengan ketidakberdayaan adalah suatu yang nyata adanya bagi petani yang tergolong tidak mampu. Munculnya ketidakberdayaan ditandai oleh berbagai faktor keterbatasan yang mengakibatkan rendahnya kualitas kehidupan seperti rendahya pendapatan, terbatasnya kepemilikan rumah tinggal, pendidikan dan ketrampilan yang rendah.
Program pemberdayaan petani di Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan dirumuskan dan dilaksanakan bottom up dimana pada pelaksanaanya dilapangan berdasarkan inisiatif petani, mulai dari kegiatan perencanaan sampai pelaksanaannya, berhasil atau tidaknya pelaksanaan program ini ditentukan oleh partisipasi petani itu sendiri.
Dari faktor ini maka Pemerintah Kabupaten melalui UPT.BP3K Penyuluhan Pertanian Kecamatan Sebuku melakukan pembinaan dalam arti mitra kerja penyuluh pertanian melakukan pembinaan sosial ekonomi petani dengan harapan agar usaha dan pendapatan petani semakin meningkat. Dari pendampingan dan pembinaan penyuluh pertanian melalui kegiatan penyuluhan pertanian yang diberikan kepada anggota kelompoktani untuk meningkatkan hasil produksi tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan mulai dari pemilihan bibit, pengolahan tanah, pemeliharaan tanam, pengedalian organisme pengganggu tanaman (OPT), penanganan pasca panen dan pemasaran.
















IV.      KEADAAN UMUM KECAMATAN SEBUKU

A.       Luas Wilayah Kecamatan Sebuku
                    Kecamatan Sebuku terdiri dari 10 Desa yaitu Desa Pembeliangan, Kekayap, Kunyit, Bebanas, Melasu Baru, tetaban, sujau, Lulu, Apas dan Harapan dengan luas wilayah yang berbeda. Berdasarkan kondisi fisik dan alam, luas wilayah Kecamatan Sebuku secara keseluruhan adalah 2.156,12 km2. Secara rinci dapat dilihat pada table dibawah ini:

        Tabel 1.  Luas Wilayah masing-masing Desa Kecamatan Sebuku
No
Desa
Luas Wilayah (Km2)
1.
Pembeliangan
224,77
2.
Apas
67,69
3.
Kekayap
462,67
4.
Kunyit
546,74
5.
Tetaban
113,70
6.
Melasu Baru
180,20
7.
Bebanas
264,87
8.
Lulu
124,64
9.
Sujau
128,34
10.
Harapan
42,5
        Sumber Data : Kantor UPT BP3K Sebuku 2016

B.        Letak Geografis
Kecamatan Sebuku berbatasan langsung dengan wilayah sebagai berikut :
-         Sebelah Timur  : Berbatasan dengan Kecamatan Nunukan
-         Sebelah Barat   : Berbatasan dengan Kecamatan Lumbis
-         Sebelah Utara   : Berbatasan dengan Kecamatan Tulin Onsoi
-         Sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Sembakung












C.       Kependudukan
 Tabel 2. Data Jumlah  Penduduk  Berdasarkan jenis Kelamin.
No
Desa
Jenis Kelamin
Jumlah
KK
(L)
(P)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pembeliangan
Apas
Kekayap
Kunyit
Tetaban
Melasu Baru
Bebanas
Lulu
Sujau
Harapan
2.878
243
263
355
187
246   
149
248
247
828
1.913    
232
267                                        
241
171
122
166
176
200
763
4.791
475
530
596
358
368
315
424
447
1.592
1.089
143
135
127
103
88
149
92
117
429

                                                                                          
Jumlah
5.645
4.251
9.896
2.472
 Sumber : Kantor Camat Sebuku Tahun 2016

       Tabel 3. Data jumlah penduduk berdasarkan pendidikan
No
Desa
Tingkat Pendidikan
Jumlah
TK
SD
SMP
SMA
PT
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

Pembeliangan
Apas
Kekayap
Kunyit
Tetaban
Melasu Baru
Bebanas
Lulu
Sujau
Harapan
-
-
-
37
-
-
-
-
-
-
150
-
68
58
-
36
-
58
75


250
-
20
29
-
7
-
9
27


133
-
12
32
-
3
-
6
13


50
-
3
30
-
-
-
-
4


583
-
103
186
-
46
-
73
119


37
445
342
199
87
610
            Sumber : Monografi Desa 2016
V.         PENYULUHAN PERTANIAN DI KECAMATAN SEBUKU

1.  Unit Pelaksana Teknis. Balai Penyuluhan Pertanian Perikanan dan Kehutanan (UPT.BP3K) Kecamatan Sebuku
UPT.BP3K Kecamatan Sebuku menjalankan opersionalnya berdasarkan Peratutan Bupati (PERBUP).No.45 Tahun 2009. Dalam upaya melaksanaan visi dan misi Dinas Pertanian dan  Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Nunukan UPT.BP3K Kecamatan Sebuku sebagai Balai penyuluhan pertanian perikanan dan kehutanan terdepan mempunyai tugas menyusun programa penyuluhan pada tingkat kecamatan, melaksanakan penyuluhan, menyediakan dan menyebarkan informasi teknologi, melaksanakan proses pembelajaran melalui percontohan dan pengembangan model usaha tani bagi pelaku utama dan pelaku usaha serta berfungsi sebagai tempat pertemuan para penyuluh, pelaku utama, dan pelaku usaha yang seiring dengan Visi Dinas Pertanian dan  Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Nunukan yaitu “Terwujudnya ketahanan pangan dan penyuluhan yang kuat dalam kerangka ekonomi kerakyatan yang didukung dengan SDM yang berkualitas” dengan melakukan Misi diantaranya :
a.   Meningkatkan kompetensi sumberdaya aparatur, sarana dan prasarana serta pelayanan administrasi yang professional.
b.  Mengembangkan ketahanan pangan yang menjamin ketersediaan  distribusi dan konsumsi pangan yang cukup, bermutu dan berkelanjutan.
c.  Penataan sistem kelembagaan dan pembinaan usahatani.
   UPT.BP3K Sebuku terletak di Kecamatan Sebuku  tepatnya di Desa Pembeliangan Jln. Trans. Pembeliangan  - Lumbis  KM.04 Sebuku Dengan jarak tempuh 2 jam menggunakan speed boat arah ke barat dari Pulau Nunukan. Luas lahan UPT.BP3K Sebuku 100X200M. Sarana dan prasarana yang dimilki antara lain  1 unit kantor  yang terdiri dari ruangan Ka.UPT, ruangan tata usaha, ruangan penyuluh pertanian dan perikanan, ruang penjaga kantor, gudang ,ruangan pertemuan, dapur, kamar mandi dan WC , 1 unit green house yang terletak di belakang kantor dan 3 kolam ikan.
   Sarana prasarana peralatan di kantor UPT.BP3K Sebuku dapat dilihat tabel dibawah ini.

Tabel 4. Sarana Prasarana Peralatan Di Kantor UPT.BP3K          Sebuku Tahun 2016
No
Nama Barang
Jumlah (unit)
Kondisi
1
Komputer
2
1 rusak
2
Printer
2
1 rusak
3
PLTS
1
Baik
4
Accu
2
Baik
5
Mesin Lampu
2
1 rusak
6
Mesin Pemotong Rumput
2
1 Rusak
7
Hand Sprayer
2
Baik
8
Meja Kantor
6
Baik
9
Meja Komputer
1
Baik
10
Meja Pertemuan
2
Baik
11
Kursi Putar
5
Baik
12
Kursi Pertemuan
60
Baik
13
Soil Tester
1
Baik
14
Water tester
1
Baik
15
GPS
1
Baik
15
Profil tank
1
Baik
          Sumber : Data UPT.BP3K Kec. Sebuku 2016

2.    Sistem Informasi dan Wilayah Pelayanan
   Sejak berdirinya tahun 2008, UPT.BP3K Sebuku sarana pelayanan dalam penyebaran informasi teknologi pertanian yang dilaksanakan melalui sistem kerja laku yaitu latihan dan kunjungan yang dilakukan oleh para penyuluh pertanian, perikanan dan kehutanan baik individu maupun kelompok yang telah di susun dalam programa penyuluhan dan rencana kerja penyuluhan tahunan yang berlangsung mulai bulan Januari sampai bulan Desember tahun berjalan. Selain itu pelayanan konsultasi juga dilakukan pada kasus-kasus tertentu yang perlu penanganan khusus serta pelaksanaan demplot demplot di lahan petani.
    Wilayah kerja UPT.BP3K Sebuku meliputi 10 Desa yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Sebuku.
   
3.       Media Informasi
       Beberapa sarana  untuk penyebaran informasi teknologi, yaitu leaflet ,folder dan brosur baik yang dari penyuluh, pemerintah maupun swasta yang dibuat berdasarkan pertimbangan kebutuhan di lokasi dengan bahan atau materi cara budidaya (teknik produksi) komoditas terkait, seperti padi sawah dan ladang, kelapa sawit, kopi, lada kakao, panili, jeruk, ubi kayu, ubi jalar dan  durian, cabai, tomat, sawi, kacang panjang, buncis, kol, timun, daun seledri, daun bawang,bawang merah, jahes, ternak sapi, kambing, babi ayam dan itik, Sebagai upaya melaksanakan penyebaran informasi yang diperlukan petani sehingga petani mendapat penambahan wawasan dan pengetahuan dalam berusahatani



4.  Keragaan Pegawai UPT.BP3K  Kecamatan Sebuku

Tabel 5. Keragaan Pegawai UPT.BP3K  Kecamatan Sebuku
Jabatan
Nama
Keterangan

Pejabat Struktural
Ka.UPT.BP3K Sebuku             Setiyono, S.ST        PNS
Ka. Sub. Bag. TU                  -                                 -

Pejabat Fungsional/Penyuluh Kec.Sebuku
Penyuluh Pertanian        Hari Murtiyoso,S.ST        PNS       
                                  Bajik Misak (TB)             PNS
                                  Sumange                      THL/TB
                                  Yunus                          THL/TB
                                  Mulyadi                        THL/TB   
                                  Ernia Lisu Pairi              THL/TB

Adiministrasi                 Sariyana,SE                   Honor
Penjaga Kantor                     M.Said                         Honor

Sumber : Data UPT.BP3K Kec. Sebuku 2016










5.  Keadaan Kelembagaan Kelompoktani dan Gabungan Kelompoktani

Tabel 6. Kelompoktani di wilayah Kecamatan Sebuku

No
Nama
Kelompoktani
Nama Desa
Luas Lahan
(Ha)
Jml Anggota
(Orang)
Ket
1
Duri Bersatu
Pembeliangan
70
26

2
Serumpun Jaya Maju
Pembeliangan
60
21

3
Tujuh Lima
Pembeliangan
60
27

4
Alam Subur Sei Tenggaruk
Pembeliangan
25
10

5
Bersama
Pembeliangan
20
11

6
Sungai Sebulu I
Pembeliangan
20
10

7
Sepatal Jaya
Pembeliangan
60
19

8
Berkima
Pembeliangan
19
19

9
Bina Tani Mandiri
Pembeliangan
11
11

10
Sungai Sebulu II
Pembeliangan
24
24

11
Sungai Sebekatul
Pembeliangan
13
13

12
Maju Bersama
Pembeliangan
10
10

13
Usaha Maju
Pembeliangan
50
25

14
Idabus 1
Pembeliangan
50
25

15
Idabus 2
Pembeliangan
50
25

16
Idabus 3
Pembeliangan
50
25

17
Idabus 4
Pembeliangan
50
25

18
Idabus 5
Pembeliangan
50
25

19
Pompongan I
Pembeliangan
50
25

20
Pompongan II
Pembeliangan
50
25

21
Pompongan III
Pembeliangan
50
25

22
Pompongan IV
Pembeliangan
50
25

23
Pompongan V
Pembeliangan
50
25

24
Berkat Setia Jaya
Pembeliangan
50
25

25
Sabar Menanti
Pembeliangan
50
25

26
Sawit Rawah Harapan I
Pembeliangan
50
25

27
Makmur
Pembeliangan
50
25

28
Harus Jadi
Pembeliangan
50
25

29
Harapan Jaya Maju
Pembeliangan
50
25

30
Bukit Hijau
Pembeliangan
50
25

31
Sawit Rawah Harapan II
Pembeliangan
50
25

32
Nantalinan
Melasu Baru
17
17

33
Timilo Agumo
Melasu Baru
20
20

34
Agindangan
Melasu Baru
50
25

35
Hasil Maju Jaya
Harapan
25
25

36
Sepadan
Harapan
25
25

37
Timug Kabayagan
Harapan
30
30

38
Timug Onsoy
Harapan
25
25

39
Mekar Sari
Harapan
25
25

40
Mukian
Kunyit
15
14

41
Antulun
Kunyit
50
25

42
Kelompok PKK
Kunyit
15
15

43
Siang Kunyit
Kunyit
30
15

44
Permasyarakatan
Tetaban
50
25

45
Tamilu
Tetaban
50
25

46
Timug Alagang
Kekayap
25
25

47
Siang Luas
Kekayap
38
38

48
Maya Takaw
Kekayap
20
20

49
Angkinam
Apas
20
20

50
Sumangat
Apas
25
26

51
Melati Subur
Lulu
21
21

52
Tunas Remaja
Lulu
20
20

53
Maladi Indah
Lulu
23
23

54
Guang Mandiri
Bebanas
25
20

55
Tamilu Mandiri
Bebanas
20
20

Sumber : Data UPT.BP3K Kec. Sebuku 2016











Tabel 7. Gabungan Kelompoktani di wilayah Kecamatan Sebuku
No
Nama
Gapoktan
Nama Desa
Jml Anggota
(Orang)
1
Apas Bersatu
Apas
40
2
Dono Ukum
Kekayap
56
3
Muda Bersatu
Bebanas
40
4
Simatuda Maju
Melasu Baru
40
5
Bamol
Tetaban
45
6
Lulu Mandiri
Lulu
63
7
Pompongan Bersatu
Pembeliangan
120







        Sumber : Data UPT.BP3K Kec. Sebuku 2016


6.  Kunjungan Penyuluhan Pertanian
Penyuluh Pertanian mempunyai tugas untuk menambah pengetahuanpetani dalam bidang pertania dan membantu petani dalam menerima inovasi teknologi agar dapat memotivasi petani agar dapat meningkatkan hasil pertaniannya. Pendekatan penyuluh pertanian terhadap petani dapat berupa individu kelompok dan massa.Tetapi dilingkungan wilayah kecamatan Sebuku selama ini lebih mengutamakan kunjunan individu dan kelompok. Kepedulian penyuluh pertanian dapat dilihat dari seberapa seringnya penyuluh pertanian mengunjungi kelompoktani di wilayah binaannya. Kunjungan rutin penyuluh pertanian ke kelompoktani dilakukan setiap hari Senin sampai Kamis terkadang pada hari Sabtu dan Minggu apabila kelompoktani memerlukan penyuluh siap melayani petani terkecuali ada urusan di Kabupaten untuk pelatihan atau mempersiapkan penilaian angka kredit (DUPAK).

7.  Teknik Penyuluhan Pertanian
Teknik Penyuluhan pertanian yang digunakan untuk mendampingi dan pembinaan kelompoktani di wilayah Kecamatan Sebuku biasanya menggunakan teknik ceramah, diskusi dan demontrasi dengan memperlihatkan cara kerja dan proses suatu teknologi. Selain itu petani diberikan berupa brosur, leaflet dan folder yang bisa dibawa pulang untuk dipelajari dirumah. Teknik penyuluhan juga harus disesuaikan dengan kondisi kelompoktani jangan samapai melanggar tatanan nilai – nilai budaya dan adat istiadat yang berlaku didaerah tersebut.



VI.      PERUBAHAN SETELAH ADANYA PENYULUHAN PERTANIAN

Penyuluh pertanian yang berjalan selama adalah metode penyuluhan secara individu dan kelompok metode ini dianggap sangat efektif tetapi petani tetap haruslah membentuk kelompoktani agar penyuluh akan lebih mudah mendata para petani sehingga penyuluh mengetahui petani yang akan diberi penyuluhan. Dalam pembetukan kelompoktani haruslah ada susunan kepengurusan yang terdiri dari ketua, sekretris, dan bendahara yang dipilih oleh para anggota kelompoktani itu sendiri. Perubahan yang dirasakan petani dapat dilihat sebelum adanya penyeluhan pertanian dan setelah adanya penyuluhan pertanian.
a.   Sebelum Adanya Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan pertanian di Kecamatan Sebuku memang telah ada sejak tahun 1990 an tetapi petani baru merasakan perubahan yang berarti setelah adadnya penyuluh pertanian yang secara rutin dan kemudian dibentuknya kelompoktani hal ini dapat dilihat dari keadaan pertanian mereka. Sebelum adanya penyuluhan pertanian petani belum memiliki pengetahuan dan ketrampilan tentang teknik – teknik budidaya tanaman dengan baik seperti pemilihan bibit unggul, pengolahan tanah pemeliharaan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit dan penanganan pasca panen mereka hanya mengandalkan kepercayaan, pengalaman dan metode turun temurun dari orang tua mereka terdahulu seperti penggunan bibit dengan kualitas rendah, pengolahan tanah secara tradisional  dengan pemeliharaan seadanya dan tanpa pemupukan serta pengendalian hama dan penyakit.

b.  Setelah Adanya Penyuluhan Pertanian
Dengan adanya penyuluh pertanian di Kecamatan Sebuku kemudian memberikan keluasaan kepada petani untuk membentuk kelompoktani – kelompoktani mereks yang menentukan sendiriketua kelompoktani, sekretaris dan bendaharanya serta menentukan sediri nama kelompoktaninya. Disisi lain kebijakan pemerintah bahwasannya pemberian bantuan ke petani melalui kelompoktani dan tidak per individu petani. Setelah adanya pendampingan dan pembinaan dari penyuluh pertanian petani dikecamatan Sebuku merasakan manfaatnya dimana petani lebih mempunyai pengetahuan dan ketrampilan  dalam informasi,  teknologi dan inovasi petanian sehingga dapat meninggkat produksi pertaniannya dan bertambah pendapatan ekonomi kelurganya. Setelah adanya penyuluhan pertanian petani lebih mudah mendapatkan bantuan bibit, traktor, mesin perontok, mesin penggilingan, ternak pestisida dan pupuk bersubsidi. Setelah adanya penyuluhan pertanian petani di Kecamatan Sebuku banyak mengetahui jenis, kegunaan dan cara penggunaan obat – obatan seperti insektisida dan fungisida. Manfaat yang dapat diambil oleh petani setelah adanya penyuluh pertanian di Kecamatan Sebukupetani semakin berdaya, mampu dan pendapatannya meningkat di sebabkan penyuluh memberikan pengarahan dal;am pertemuan –pertemuan yang didakan setiap sebulan sekali yaitu pertemuan bulanan yang membahas masalah – masalah yang dihadapi dilapangan dan bagaiaman upaya penyelesaian masalahnya dibahas bersama dengan suasana yang harmonis dan kekeluargaan. Jadi setelah adanya penyuluhan pertanian telah banyak memberikkan pengetahuan dan ketrampilan yang terus diperbaharui untuk diterapkan dalam mengatasi masalah produktivitas petani.

















VII.   HAMBATAN DALAM PENYULUHAN PERTANIAN

Meski Kegiatan penyuluhan pertanian di wilayah Kecamatan Sebuku sudah berjalan dengan baik dan telah banyak perubahan pengetahuan dan ketrampilan petani dalam mengatasi masalah produktivitas petani tetapi masih ada saja hambatan – hambatan dalam proses penyuluhan pertanian sehingga dampaknya hasil yang dicapai belum maksimal. Hambatan yang sering muncul adalah dari anggota kelompoktani yang tidak mau berkerjasama, kurang kepeduliaanya anggota dalam mengahadiri pertemuan kelompok. Susahnya menhadirkan petani dalam pertemuan kelompok secara rutin, sulitnya merubah perilaku petani dalam menerima inovasi teknologi pertanian dan sulitnya mengubah pandangan petani dalam menanganai permasalahan petani karena terkendali kenyakinan turun temurun, usia, dan modal. Masalah yang mucul dari kelompoktani adalah sulitnya mengelola keuangan kelompok disebabkan karena  pemegang uang kas kelompoktani yaitu bendahara tidak mencatat setiap penerimaan dan pengeluaran uang dengan baik selain itu setiap kalli ada pengeluaran tidak dilaporkan ke ketua kelompok dan anggota. Persaingan dan saling iri dalam mengajukan permintaan bantuan serperti ada kelompoktani yang lebih dahulu mengajukan permintan bantuan tetapi bantuan tidak kunjung datang sementara ada kelompoktani mengajukan permintaan bantuan belakangan malah lebih dahulu mendapatkan bantuan. Terkadang pula petani mengeluhkan bibit yang diberikan kualitasnya tidak bagus.
Pada kegiatan penyuluhan pertanian penyuluh menyarankan agar dalam pemberian pupuk dibuatkan lubangb disekeliling tanaman tetapi petani saat melakukan pemupukan hanya disebar saja disekililing tanaman tanpa ditutup kembali dengan tanah. Begitu juga dengan pengendalian hama dan penyakit petani untuk lebih cepat dan sekali kerja sering melakukan pencampuran insektisida dan fungsida untuk pengendalian hama dan penyakit.
Hambatan yang juga sering dijumpai dilapangan yaitu ketika bantuan untuk petani seperti benih padi datangnya biasanya terlambat petani sudah waktunya menyemai bibit tapi bantuan bibit belum datang sehingga petani menggunakan bibit sendiri dimana dari kualitas dan jumlahnya terkadang kurang. Lambatnya proses penyaluran bantuan dikarenakan menunggu proses seleksi pemenang lelang atau tender perusahaan mana yang diberi kewenangan dalam memasok bahan kebutuhan pertanian.
Disi lain dalam hal pemberian bantuan seperti benih padi mestinya petani bisa memanfaatkan dengan menyisihkan hasil panen untuk dijadikan bibit lagi untuk menanam diwaktu berikutnya tetapi petani hanya mengharap bantuan dari pemerintah saja.
Hambatan klasik dalam kegiatan penyuluhan dilapangan tertama bagi penyuluh adalah sulitnya untuk mengunjungi desa – desa binaan yang jauh karena kurangnya penyuluh dan kendaraan operasional penyuluh. Seperti kita ketahui Kecamatan Sebuku terdiri dari 10 desa  sementara penyuluh pertanian yang ada 6 penyuluh pertanian  2 orang penyuluh pertanian PNS dan 4 orang penyuluh pertanian THL/TB. Penyuluh yang ada kendaraan operasional cuma 3 orang. Sementara kondisi wilayah binaan di Kecamatan Sebuku dalam kegiatan penyuluhan dengan topografi yang berbukit dan jaraknya yang jauh bahkan ada yang harus dilewati dengan menyebrang sungai.
VIII.       KESIMPULAN

Hubungan yang terjalin antara penyuluh dan kelompoktani yaitu didasarkan pada pengertian bahwa kehidupan sosial adalah keseluruhan bagian yang saling berhubungan sebagai kesatuan yang tak terpisahkan untuk mengadakan kerjasama dalam melaksanakan pekerjaan. Pola hubungan kerja penyuluh dan kelompoktani dalam bentuk usaha sesuai dengan peran masing – masing agar melahirkan aspek yang saling menguntunggkan.
Penyuluhan pertanian yang dibentuk dan telah berjalan selama ini dalam rangka pemberdayaan dan kemandirian para petani agar dapat mengatasi problematika ketidakberdayaan petani perlu kita ketahui dengan mengahbiskan waktu, tenaga dan biaya dalam perubahan pengetahuan dan ketrampilan petani tetapi hasil yang dicapai belum dapat meningkatkan kkesejahteraan petani. Untuk mengetahui proses penyuluhan serta pencapaian hasil penyuluhan pertanian yang diraih selama ini di wilayah Kecamatan Sebuku maka kita perlu mengenal bentuk – bentuk penyuluhan pertanian dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan petani setelah dilakukannya penyuluhan pertanian.
Penyuluhan pertanian dalam pemberdayaan kelompoktani di Kecamatan Sebuku dibidang pertanian untuk memaksimalkan peningkatan prooduktivitas melalui penyuluh pertanian dengan pendekatan individu dan kelompok yang bertugas mendampingi, mengarahkan, memberikan pengetahuan agar kelompoktani dapat bekerjasama secara terkontrol dengan baik dalam satu orientasi peningkatan produksi usahatani yang dikelolanya.Adapun teknik yang digunakan penyuluh pertanian untuk melakukan penyuluhan pertanian yaitu dengan teknik ceramah, diskusi dan demontrasi.
Untuk memksimalkan proses penyuluhan pertanian penyuluh pertanian harus mengkonsultasikan waktu yang tepat untuk mengadakan pertemuan kelompok agar petani juga mau dan bisa menyisihkan waktunya sehingga tidak mengganggu proses kerja petani.
Kebijakan – kebijakan pemerintah agarmempertimbangkan keadaan petani terkait masalah geografis, waktu tenaga dan modal. Penyuluh pertanian dalam mendapingi kelompoktani harus lebih peka terhadap masalah – masalah yang dihadapi petani disisi lain penyuluh pertanian harus di dukung dengan kendaraan operasional dalam melakukan kegiatan penyuluhan pertanian agar apa yang diharapkan dapat tercapai sehingga penyuluh pertanian tidak mengesampingkan tugas pokoknya dalam mendampingi petani.
Penyuluh semestinya lebih memperhatikan kinerja anggota kelompoktani yang mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengelola kelompoktani di wilayah Kecamatan Seebuku agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
Dalam proses penyaluran bantuan kepada petani semestinya pemerintah lebih memperhatikan keinginan petani agar bantuan bisa tepat guna dan tepat sasaran. Masalah lamanya penyaluran karena menunggu proses seleksi lelang atau tender pemerinta seharusnya dapat mengatisipasi sejak dini dalam mengetahui kebijakan-kebijakan apa saja yang akan diberikan oleh pemerintah untuk petani.
Para petani juga harus bisa menjaga dan memanfaatkan dengan baik kebijakan penyuluhan dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah. Jika memang ada hambatan yang dihadapi petani dalam mempraktekkan kebijakan penyuluhan pertanian semestinya bisa konsultasikan kepada penyuluh pertanian agar dapat mencari solusi dalam meminimalisir hambatan tersebut.
Dalam program kebijakan pemerintah petani harus mengerti bahwa, semua hal mengenai penyuluhan pertanian dan pemberian bantuan untuk petani bukan hanya semata-mata merupakan tanggung jawab penyuluh atau pihak-pihak pemerintah melainkan kerjasama dari pihak para petani sangat diperlukan agar hasil yang ingin dicapai bisa secara maksimal.









DAFTAR PUSTAKA

Bungin, Burhan. 2008. Sosiologi Komunikasi. Jakarta: Prenada Media Group.
Henslin, James. 2007. Sosiologi dengan pendekatan membumi, Jakarta: Erlangga.
Huda, Miftachul. 2009. Pekerjaan Sosial & Kesejahteraan Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Kinloch, Graham C. 2009. Perkembangan dan paradigma utama teori sosiologi, Bandung: CV Pustaka Setia.
Koeswara, Sonny, 1995. Pemasaran Industri, Jakarta: Djambatan.
Prastowo, Andi, 2011. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan Penelitian. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Putra, Ahimsa, Heddy. 1990. Perubahan Pola Kehidupan Masyarakat Akibat Pertumbuhan Industri di Daerah Istimewa Yogyakarta. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Rukminto Adi, Isbandi. 2002. Pemikiran – Pemikiran dalam Pembangunan Kesejahteraan Sosial. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
SN, Darwis. 2006. Kebijakan Pembangunan Pertanian Masa Lalu (Beberapa Keluhan Seorang Pensiunan). Bogor: Ar-Rahmah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar