Kamis, 22 Juni 2017

Identifikasi potensi wilayah pada kelompoktani Duri Bersatu tentang penerapan Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura di Desa Pembeliangan, Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan

I.            PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Identifikasi potensi wilayah pada kelompoktani Duri Bersatu tentang penerapan Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura di Desa Pembeliangan, Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan  merupakan tugas penyuluh  dalam rangka mendapatkan informasi mengenai  teknis teknologi budidaya hortikultura komoditas tanaman semusim Tahun 2016 sebagai hasil akhir dari observasi lapangan yang dilakukan oleh penyuluh pertanian lapangan . Identifikasi potensi wilayah (IPW) ini memuat teknik budidaya tanaman hortikultura di kelompoktani Duri Bersatu Desa Pembeliangan, Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan  yang meliputi pengolahan lahan, penggunaan benih, penanaman, pemupukan, perlindungan tanaman,  pengairan dan pemanenan.
Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan wilayah pemasaran yang luas. Luas wilayah Desa Pembeliangan dengan keragaman agroklimatnya memungkinkan perkembangan berbagai jenis tanaman baik tanaman hortikultura tropis maupun tanaman hortikultura subtropis. Salah satu aspek pendukung pengembangan hortikultura adalah adanya investasi yang melibatkan berbagai pihak, baik instansi pemerintah, swasta dan masyarakat tani untuk melaksanakan serangkaian kegiatan yang saling terkait. Produk hortikultura Kelompoktani Duri Bersatu saat ini baru mampu memasok kebutuhan pasar dalam Kecamatan Sebuku, Kecamatan Tulin Onsoi dan masih  sedikit yang di pasarkan ke Kabupaten Malinau. Sistem produksi di lokasi yang terpencar, skala usaha sempit dan belum efisien serta jumlah produksi yang terbatas menjadi penyebab utama produk hortikultura Kelompoktani Duri Bersatu kurang kompetitif di pasaran apalagi bila produk dari luar masuk . Hal penting yang juga dituntut oleh pasar adalah mutu produk hortikultura yang aman konsumsi yang dihasilkan dari budidaya ramah lingkungan.
Upaya pengembangan hortikultura yang ramah lingkungan dan aman konsumsi dapat dijalankan melalui penerapan budidaya yang sesuai dengan Good Agricultural Practices (GAP) dan Standard Operation Procedure (SOP). Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian No. 48/Permentan/OT.140/ 10/ 2009 tentang Pedoman Budidaya Buah dan Sayur yang baik (Good Agriculture Practise for Fruit and Vegetables), tujuan dari penerapan pedoman budidaya buah dan sayur yang baik adalah untuk meningkatkan produksi dan produktivitas tanaman, meningkatkan mutu hasil termasuk keamanan konsumsi, meningkatkan efisiensi produk, efisiensi penggunaan sumber daya alam, mempertahankan kesuburan tanah, kelestarian lingkungan dan sistem produksi yang berkelanjutan, mendorong petani dan kelompok tani untuk memiliki sikap mental yang bertanggung jawab terhadap produk yang dihasilkan, keselamatan dan keamanan diri dan lingkungan, meningkatkan daya saing dan peluang penerimaan oleh pasar , memberi jaminan keselamatan terhadap konsumen dan meningkatkan kesejahteraan petani.
II.          TUJUAN
Tujuan Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura di Desa Pembeliangan, Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan  adalah mendapatkan informasi komoditas yang dibudidayakan dan teknik teknologi yang diterapkan atau dikembangkan serta  memperoleh data budidaya unggulan yang telah anggota kelompoktani Duri Bersatu prioritaskan
III.        RUANG LINGKUP.
Ruang Lingkup Identifikasi Potensi Wilayah (IPW) Teknologi Budidaya Tanaman Hortikultura di Desa Pembeliangan, Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan dibatasi pada Teknologi Budidaya Hortikultura Tanaman Semusim. 
IV.         METODE
Metode Pengumpulan Data, Pengumpulan data dengan menggunakan beberapa metode, yaitu:  Observasi, yaitu pengumpulan data dengan cara pengamatan langsung terhadap obyek.  Wawancara, yaitu pengumpulan data dengan cara tanya jawab kelompok tani.  Dokumentasi, yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan menghimpun data melalui catatan yang ada.  Studi Pustaka, metode ini dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data yang telah ada terkait dengan data atau informasi yang dibutuhkan.
Analisa data yang dilakukan dalam observasi lapangan ini adalah analisis deskriptif (paparan) yaitu menggambarkan temuan yang ada dilapangan secara langsung dan didukung dengan data-data yang telah didapat. 


V.           KEADAAN WILAYAH
Kondisi Geografis. Desa Pembeliangan terletak di 60º41’-70º19’ lintang selatan dan 107º22’-108º05’ bujur timur. Desa Pembeliangan dengan luas 1.305,77 km2  ini terletak di ketinggian rata-rata 0 - 103 m di atas permukaan laut. Kemiringan wilayah bervariasi antara 0–8%, 8–15% hingga diatas 45%. Secara geografis Desa Pembeliangan berbatasan dengan beberapa Desa yaitu: – sebelah barat desa Apas, sebelah utara desa Kunyit, sebelah timur Kecamatan Sembakung dan sebelah selatan Kecamatan Sembakung. Curah hujan rata – rata 1.423mm/tahun dan kisaran suhu antara 22 – 35°C. Desa Pembeliangan merupakan salah satu desa dari sepuluh (10) desa yang berada dalam wilayah Kecamatan Sebuku. Luas 


A.    Profil Kelompoktani Duri Bersatu
Kelompoktani Duri Bersatu berdiri pada tanggal 12 Agustus 2012 dengan susunan kepengurrusan sebagai berikut :
Ketua                : Sada
Sekretaris           : Usman
Bendahara          : Kasman
Dengan jumlah anggota 25 orang
             

No
Nama
Luas Lahan
Komoditas yang diusahakan
1
Sada
3 ha
Cabe, Tomat, kol, pepaya, buncis
2
Usman
0,5 ha
Timun, cabe, tomat,daun bawang
3
Kasman
0,5 ha
Tomat, jahe, daun bawang,kol
4
Jusran
1 Ha
Kacang panjang, terong, tomat
5
Umar
0,5 ha
Jagung manis, cabe, buncis, timun
6
Tana
2 ha
Labu kuning,buncis, pepaya, cabe
7
Moleng bin Leceng
0,5 ha
Terong, timun cabe, kacang panjang
8
Simpi bin Mattula
0,5 ha
Kacang panjang, cabe, tomat, pepaya
9
Sainuddin
0,5 ha
Cabe, tomat, kacang, timun, pepaya
10
Jumadi
1 ha
Buncis, cabe, tomat, sawi, kangkung
11
Alias
0,5 ha
Tomat, cabe, bayam, kacang panjang
12
Jumaan
0,5 ha
Labu kuning, cabe, tomat, pepaya
13
Samsuddin
1 ha
Terong, tomat, cabe, bayam, kangkung
14
Samad
1 ha
Jagung manis, cabe, kangkung, timun
15
Idul
1 ha
Kacang panjang, sawi, bayam, kangkung
16
Sirajuddin
1 ha
Sawi, tomat, kangkung,cabe, pepaya
17
Sofyan
1 ha
Buncias, tomat, cabe, timun, kcng panjang
18
Accang
1 ha
Timun, sawi, cabe, pepaya, kangkung
19
Edi
1 ha
Terong, sawi, tomat, cabe, paria, ubi
20
Herman
1 ha
Buncis, timun, kcng panjang, sawi, tomat
21
Wandi
2 ha
Cabe, tomat, paria, daun bawang, jahe, ubi
22
Anto
1 ha
Kol, cabe, tomat, pepaya, buncis
23
Jupri
1 ha
Cabe, tomat, sawi, timun, kcng panjang
24
Seong
1 ha
Buncis, terong, timun, sawi
25
Tari
1 ha
Cabe, sawi terong, kcng panjang



I.            PERMASALAHAN DAN UPAYA PEMECAHAN MASALAH

1.         Permasalahan
Permasalahan yang dihadapi pada Kelompoktani Duri Bersatu adalah Adanya anomali iklim, belum diterapkannya SOP dan GAP satu kali pengolahan tanah ditanam beberapa macam komoditas, harga sarana prasarana yang semakin naik,
jumlah produksi kelompok tani belum mencukupi permintaan pasar.
Pada waktu cuaca buruk misalnya hujan
degan curah hujan tinggi akan mengganggu kelancaran pengiriman ke tempat tujuan, yang mengakibatkan kualitas menurun karena waktu lebih lama dan meningkatkan biaya pengiriman begitu juga ketika musim kering dimana hujan tidak turun kondisi tanaman pertumbuhan terhambat katrna kekurangan air.
Sistem pembayaran penjualan komoditas sayuran dari kelompok tani ke pasar ada sebagian tidak dibayar langsung (tunai), akan tetapi menunggu 5-7 hari setelah pedagang menjual sayuran sehingga akan mengganggu permodalan kegiatan usaha kelompok tani.
Kurangnya komitmen petani untuk mentaati ketentuan yang telah disepakati bersama dengan pasar dalam hal ketepatan jumlah, harga, dan waktu pasokan.
2.    Upaya Pemecahan Masalah
Upaya pemecahan masalah untuk menghadapi adanya anomali iklim Kelomptani Duri Bersatu menggunakan kalender musim dalam budidaya tanaman, serta mengikuti perkembangan informasi tentang perubahan cuaca dari BMG melalui media televisi maupun radio. Mensosialisasikan pentingnya manfaat penerapan SOP dan GAP kepada petani, agar menghasilkan tanaman dan produksi yang baik, sehingga mampu menghadapi persaingan pasar. Mengubah perilaku petani dari konvensional menuju pertanian modern agar mau mengurangi jumlah komoditas tanaman dari liima menjadi dua – tiga komoditas dengan maksud untuk mendapatkan kualitas dan kuantitas yang optimal untuk menghadapi pangsa pasar. Dengan penggunaan pupuk organik, agensia hayati, dan pestisida nabati untuk mensiasati semakin tingginya harga sarana dan prasarana pertanian (saprodi). Disamping itu bahan-bahan tersebut tersedia disekitar kita dan ramah lingkungan. Dan untuk mensiasati tingginya harga benih kita dapat membuat bibit sendiri.




3.    Penyelesaian Masalah
Pemecahan masalah untuk dapat memenuhi permintaan pasar, kelompok tani berupaya mengoptimalkan lahan sehingga produksi bisa meningkat dan mengajak petani yang belum bergabung untuk ikut serta bergabung dalam kelompok tani
Untuk kelancaran dalam pengiriman ke Kabupaten Malinau ditempuh dengan menggunakan jasa transportasi mobil pick up dan penggunaan mobil  Selain itu dilakukan tindakan-tindakan penyimpanan dan pengawetan yang merupakan upaya untuk menjamin kesinambungan pasokan dengan permintaan yang relatif tetap dan terus- menerus sepanjang tahun. Dengan melakukan penyimpanan yang baik, maka harga produk akan tetap stabil dan berada pada tingkat yang senantiasa menguntungkan petani
Mencari permodalan dari pihak ketiga (bank dan lembaga pembiayanan lainnya), dengan fasilitas agunan kecil, bunga ringan dan jangka waktu angsuran relatif panjang. Selain itu diupayakan modal talangan dari pemerintah. Memberikan pemahaman kepada petani untuk lebih berkomitmen mentaati kesepakatan bersama dengan pasar. Pengurus kelompok hendaknya saling terbuka dalam menentukan kesepakatan harga.
                                                                      
II.          KESIMPULAN

Komoditas Tanaman Semusim Kelomptani Duri Bersatu tahun 2016, dapat kami simpulkan Anomali iklim besar pengaruhnya terhadap hasil produksi. Kelompok tani telah menguasai teknologi budidaya tanaman hortikultura secara modern namun belum menerapkan SOP dan GAP sepenuhnya. Saran menerapkan SOP dan GAP dalam budidaya agar produksi yang dihasilkan untuk meningkatkan daya saing dipasar. Adanya teknologi- teknologi yang diperlukan untuk memenuhi persyaratan guna mempercepat program SOP dan GAP Perlu adanya sosialisasi tentang SOP dan GAP secara intensif terhadap semua pihak yang terkait sehingga terjadi kesatuan pengertian dan pemahaman.

































Tidak ada komentar:

Posting Komentar